oleh: Haniva Ihsani Faisal Jiwa itu diciptakan. Bukan lahir begitu saja tanpa pencipta. Maka penting bagi kita yang ingin memahami jiwa secara lebih mendalam, untuk memahami sifat-sifat jiwa tersebut dari Sang Pencipta jiwa. Terutama agar kita mampu memaksimalkan potensi jiwa dan mengusahakan diri agar menjadi pribadi yang sehat jiwa. Berbagai bentuk kepribadian yang sehat telah dijelaskan melalui sudut pandang psikologi modern. Misalnya tokoh yang terkenal dengan teori hierarki kebutuhan manusia, Abraham Maslow. Maslow menganggap gambaran dari kepribadian yang sehat adalah mereka yang berhasil mengaktualisasi diri dengan mengembangkan berbagai potensinya, sehingga dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Kondisi jiwa yang sehat identik dengan output kepribadian yang sehat pula (Djumhana et al., 2003). Karakter kepribadian yang sehat dalam agama Islam dapat dijelaskan melalui konsep Ulul Albab, yang berarti 'orang orang berakal'. Konsep Ulul albab dapat dig...
oleh: Hanny Fauziah (2015) Aku rasa, setiap dari kita di hari ini pasti sedang menghadapi setidaknya satu hal yang memberatkan pikiran atau hati kita masing-masing. Apapun itu yang bisa saja membuat senyum di wajah kita hilang seluruhnya atau menjadikan helaan nafas kita terasa menyesakkan. Pun aku. Akhir-akhir ini, semua hal berat itu bertumpuk-tumpuk datangnya. Satu permasalahan belum usai, datang yang lain hingga terkadang aku berpikir bahwa aku adalah orang paling menyedihkan sejagad raya. Bahkan tak jarang timbul pertanyaan—serupa keluhan—“Mengapa aku lagi, ya Allah...” Padahal, Allah mengaruniakan masalah itu pada semua orang yang mengaku bahwa ia mengimani-Nya—bukan hanya aku. Padahal, justru kehadiran hal-hal berat itu adalah salah satu penanda bahwa kita memang sedang hidup sungguhan—karena hidup tanpa masalah adalah hal yang mustahil, ‘kan? Padahal, justru bersama datangnya semua hal sulit itu Allah memberi banyak kesempatan untuk kita bertumbuh; jiwanya, hatinya, pemikir...
Oleh Retno Putriaji Ketua MPM Psikologi UI 2017 Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. Ngomongin tentang Ramadhan tuh emang gak pernah ada habisnya yaa karena Ramadhan selalu menorehkan warna yang berbeda di tiap tahunnya. Tentu harapannya, semakin dewasa (a.k.a tua), semakin banyak pula hikmah yang bisa didapat dari bulan yang suci ini. Bicara tentang hikmah, mungkin kita sudah sering ya mendengar tentang hikmah-hikmah Ramadhan dari segi kesehatan, baik fisik maupun mental. Ya, karena Ramadhan tidak hanya mengajarkan umat muslim untuk menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga hawa nafsu. Nah, selain hikmah-hikmah itu, di tulisan ini saya akan menyampaikan hikmah lain yang dirasakan selama bulan Ramadhan. Menurut saya, selain baik buat melatih kesehatan fisik dan mental, Ramadhan bisa jadi ajang bagi kita untuk menyeleksi teman hidup! *ea beneran loh! Ets, tapi jangan baper dulu.. hehe teman hidup yang dimaksud disini adalah teman dalam...
Comments