Cinta?


Oleh: Noviopatra (2016)

Cinta, adalah sebuah kata yang dapat menyatukan semua umat manusia. Karena hadirnya cinta, manusia dapat berkembang hingga sebagaimana dunia saat ini. Cinta dapat menyatukan pihak bertengkar. Cinta membuat kita merasa bahagia seiring dengan hormon dopamin yang membanjiri otak.

Cinta, merupakan salah satu bukti dari kebesaran Allah SWT. Allah menjadikan segala sesuatu memiliki pasangan. Hal ini adalah nikmat yang harus disyukuri oleh manusia. Seperti yang tertera pada surat Adz-Dzariat (51) ayat 49.

وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS 51:49).

Hubungan cinta dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti cinta ibu kepada anaknya, atau bahkan cinta Allah SWT kepada hamba-Nya. Cinta Allah SWT diwujudkan juga dalam cinta dan kasih sayang sesama manusia. Hal ini salah satunya disebutkan dalam surah Al-Mumtahanah ayat 7.

 عَسَى اللَّهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُمْ مِنْهُمْ مَوَدَّةً ۚ وَاللَّهُ قَدِيرٌ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 60:7).

Sternberg (1986) menyebutkan bahwa terdapat tiga komponen dari cinta. Komponen tersebut adalah intimacy, passion, dan commitment. Ketiga komponen ini lebih dikenal dengan nama triangular theory of love. Intimacy mengacu pada perasaan keterikatan dalam hubungan. Passion mengacu pada gairah dan ketertarikan yang memberi motivasi dalam hubungan. Commitment mengacu pada unsur kogntif dalam pengambilan keputusan tentang adanya komitmen terhadap hubungan cinta tersebut. (Sternberg, 1986). Kombinasi dari ketiga komponen tersebut menghasilkan beberapa variasi jenis cinta. Jenis tersebut dibedakan atas ada atau tidaknya kehadiran komponen tersebut. Terdapat delapan variasi, antara lain nonlove, liking, infatuated love, empty love, romantic love, companionate love,  fatuous love, dan consummate love. (Sternberg, 1986).

Nonlove adalah saat ketiga kompenen dari cinta tidak hadir (Sternberg, 1986). Sebagian besar hubungan pribadi berada pada tingkat ini. Terutama pada saat dimana seseorang saling mengenal karena berada pada situasi kerja atau studi yang sama.

Liking dihasilkan ketika komponen intimacy hadir pada sebuah hubungan (Sternberg, 1986). Hubungan pertemanan adalah contoh dari variasi ini. Saat ada perasaan kedekatan, keterikatan, dan kehangatan antarsesama maka munculah keintiman.

Infatuated love adalah passion tanpa adanya intimacy dan commitment (Sternberg, 1986). Perasaan senang terhadap orang lain muncul seketika pada situasi tertentu. Tanda yang sering dijumpai adalah tingginya gairah psikofisiologis. Tanpa diiringi perkembangan intimacy atau commitment, hal ini akan segera sirna.

Empty love muncul dari keputusan seseorang mencintai orang lain dan berkomitmen atas cinta itu  tanpa adanya passion dan intimacy (Sternberg,1986). Hubungan bertahun-tahun yang stagnan tanpa adanya ketertarikan menjadi salah satu cirinya. Hal seperti ini sering ditemukan pada perjodohan paksa yang dilakukan oleh orang-orang dahulu.

Romantic love muncul dari kombinasi kehadiran intimacy dan passion tanpa kehadiran commitment (Sternberg, 1986). Pasangan saling berbagi ketertarikan fisik juga emosional. Kisah klasik Romeo dan Juliet merupakan sebuah cerita yang dapat menggambarkan hal ini. Mereka sangat terikat secara fisik dan emosional, namun mereka tidak memutuskan untuk berkomitmen untuk hidup bersama.
Companionate love adalah muncul dari gabungan intimacy dan commitment (Sternberg, 1986). Hal ini sering dijumpai pada pernikahan jangka panjang dimana fisik tidak lagi menjadi daya tarik utama. Persahabatan jangka panjang juga merupakan salah satu bentuk dari hal ini.

Fatuous love adalah hasil kombinasi atas komponen passion dan commitment tanpa kehadiran intimacy (Sternberg, 1986). Umumnya hal ini dikaitkan dengan cinta pada pandangan pertama. Komponen intimacy seringkali diabaikan pada awalnya, namun dapat berkembang seiring berjalannya hubungan.

Consummate love merupakan kombinasi penuh atas ketiga komponen cinta (Sternberg, 1986). Cinta seperti ini yang sering didambakan oleh setiap orang. Hubungan yang ideal ini sering ditemukan pada film-film yang diproduksi.

Namun, sebagai seorang muslim, kita harus selalu ingat bahwasananya kesenangan di dunia ini hanyalah sementara. Cinta yang bersifat duniawi belum seberapa dibanding cinta yang diberikan oleh Allah SWT. Semuanya akan kembali kepada sisi Allah sebagi tempat kembali. Sebagaimana dijelaskan pada surah Ali Imran ayat 14.

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS 3:14).

Seberapa besar pun cinta manusia, cinta Allah lebih besar dari itu. Dia lah yang menerima segala taubat. Apabila Dia tidak mencintai hamba-Nya, maka tidak akan hadir kita ke dunia ini. Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 160:

إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولَٰئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS 2:160).

Sebagai manusia kita patut bersyukur atas semua pemberian-Nya. Tanpa adanya cinta, negeri yang aman damai ini tidak akan terwujud. Tanpa kehadiran cinta, tidak akan ada tulisan ini. Tanpa adanya cinta belum tentu Anda berkesempatan membaca tulisan ini.





Referensi:
Shihab, M. Q. (2002). Tafsir Al-Misbah: Pesan. Kesan dan Keserasian al-Qur’an, 2.
Sternberg, R. J. (1986). A triangular theory of love. Psychological review, 93(2), 119.

Comments

Popular posts from this blog

Pengumuman Staff FUSI XV

Konsep Dasar Manusia: FreeWill atau Determinism?

Bagaimana Gambaran Jiwa yang Sehat Dalam Pandangan Islam?