Posts

Showing posts from November, 2017

Authoritative Parenting dan Pengasuhan Anak dalam Islam

Image
Departemen Pengembangan Psikologi Islam (P2I) Oleh: Dhia Annia Perkembangan anak merupakan isu yang selalu menarik dibahas dan seakan tidak ada habisnya. Berbagai metode baru pola asuh terus diperkenalkan demi mencapai tujuan tumbuhnya anak yang sehat baik secara fisik maupun mental. Pengasuhan sendiri menurut Hoghugi (2004 dalam Pristiwa, 2010) adalah aktivitas yang bertujuan untuk memastikan kelangsungan hidup dan perkembangan anak. Islam sebagai agama yang lengkap dan universal tentu membahas pula bagaimana cara orangtua mendidik anak sesuai dengan ajaran dari-Nya. Namun bagaimanakah kesesuaiannya dengan konsep dan penemuan yang dikemukakan ilmu psikologi perkembangan? Bicara mengenai pola asuh, penelitian Diana Baumrind mengenai hubungan perilaku anak dengan pola asuh orangtua bisa dibilang memiliki pengaruh luas. Beberapa terminologi yang ia gunakan untuk menjelaskan tipe pola asuh adalah authoritarian parenting yang menekankan pada kontrol dan kepatuhan anak, permissive parentin

STRESS, GO AWAY!

Image
Oleh: Naiva Urfi Layyinah (2015) (Departemen Pengembangan Psikologi Islam) "Aduh, gue udah stres banget." “Lagi stres nih, jangan tambahin beban.” Keluhan semacam itu tak asing kita dengar atau bahkan kita lontarkan sendiri. Kalau kita dengar kata “stres”, seringkali yang terbesit dalam pikiran adalah masalah, beban-beban, atau hal buruk seperti contoh di atas. Namun, ternyata stres juga bisa disebabkan kejadian-kejadian yang tidak membahayakan. Stres yang memiliki konotasi positif atau euphoria disebut juga eustress (“Daily Life”, n.d.), misalnya ketika kita menghadapi penglaman seperti kejuaraan lomba, pernikahan, dan lain-lain. Sementara stres yang memiliki konotasi negatif disebut juga distress (“Daily Life”, n.d.), yaitu ketika kita menghadapi kesulitan. JADI, STRES ITU APA SIH? Cohen, Kessler, dan Gordon (1995) mengungkapkan bahwa stres psikologis (psychological stress) terjadi ketika kita merasa tuntutan lingkungan yang kita hadapi melebihi kapasitas diri kit

Dunia Menulis Itu Seperti Rumah

Image
Oleh: Naiva Urfi Layyinah Menulis, bagiku, seperti pulang. Dunia tulis-menulis adalah rumahnya. Aku sering pergi, tapi selalu merindu kembali. Pernah suatu kali, aku pergi lebih jauh dari biasanya. Saat itu, rumah rasanya luar biasa menjenuhkan. Tapi kemudian, aku hilang arah. Semua jadi asing, termasuk diriku sendiri. Lalu aku memutuskan pulang. Tahu apa yang kutemukan? Diriku yang sebenarnya. --- Aku dan dunia menulis, pertama kali berkenalan saat usiaku kurang lebih tujuh tahun. Berawal dari hobi membaca, lalu dimodalkan komputer dan dukungan orangtua, aku membangun dunia fiksiku sendiri. Sebagian waktu luangku mulai kuhabiskan di sana. Satu per satu file cerita-ku bertambah. Aku rutin meminta Papa untuk membaca dan berkat tanggapan positifnya, aku semakin giat menulis. Bertahun-tahun, dunia menulis akhirnya menjadi bagian penting dalam hidupku; menjadi rumahku. Semakin berkembang kemampuan kognitif, semakin luas bahan bacaan, semakin bervariasi pula cerita fiksi yang

Syukur Penenang Hati

Image
oleh: Hanny Fauziah (2015) Aku rasa, setiap dari kita di hari ini pasti sedang menghadapi setidaknya satu hal yang memberatkan pikiran atau hati kita masing-masing. Apapun itu yang bisa saja membuat senyum di wajah kita hilang seluruhnya atau menjadikan helaan nafas kita terasa menyesakkan. Pun aku. Akhir-akhir ini, semua hal berat itu bertumpuk-tumpuk datangnya. Satu permasalahan belum usai, datang yang lain hingga terkadang aku berpikir bahwa aku adalah orang paling menyedihkan sejagad raya. Bahkan tak jarang timbul pertanyaan—serupa keluhan—“Mengapa aku lagi, ya Allah...” Padahal, Allah mengaruniakan masalah itu pada semua orang yang mengaku bahwa ia mengimani-Nya—bukan hanya aku. Padahal, justru kehadiran hal-hal berat itu adalah salah satu penanda bahwa kita memang sedang hidup sungguhan—karena hidup tanpa masalah adalah hal yang mustahil, ‘kan? Padahal, justru bersama datangnya semua hal sulit itu Allah memberi banyak kesempatan untuk kita bertumbuh; jiwanya, hatinya, pemikir