Forum Ukhuwah dan Studi Islam
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
UAS
Get link
Facebook
X
Pinterest
Email
Other Apps
Selamat Menempuh Ujian Akhir Semester. Ingat bahwa “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS: Al- Insyirah: 5-6)
Jadwal UAS S1 Reguler, Paralel, dan Ekstensi dapat diunduh di sini.
Oleh: Naiva Urfi Layyinah (2015) (Departemen Pengembangan Psikologi Islam) "Aduh, gue udah stres banget." “Lagi stres nih, jangan tambahin beban.” Keluhan semacam itu tak asing kita dengar atau bahkan kita lontarkan sendiri. Kalau kita dengar kata “stres”, seringkali yang terbesit dalam pikiran adalah masalah, beban-beban, atau hal buruk seperti contoh di atas. Namun, ternyata stres juga bisa disebabkan kejadian-kejadian yang tidak membahayakan. Stres yang memiliki konotasi positif atau euphoria disebut juga eustress (“Daily Life”, n.d.), misalnya ketika kita menghadapi penglaman seperti kejuaraan lomba, pernikahan, dan lain-lain. Sementara stres yang memiliki konotasi negatif disebut juga distress (“Daily Life”, n.d.), yaitu ketika kita menghadapi kesulitan. JADI, STRES ITU APA SIH? Cohen, Kessler, dan Gordon (1995) mengungkapkan bahwa stres psikologis (psychological stress) terjadi ketika kita merasa tuntutan lingkungan yang kita hadapi melebihi kapasitas diri kit...
oleh: Haniva Ihsani Faisal Jiwa itu diciptakan. Bukan lahir begitu saja tanpa pencipta. Maka penting bagi kita yang ingin memahami jiwa secara lebih mendalam, untuk memahami sifat-sifat jiwa tersebut dari Sang Pencipta jiwa. Terutama agar kita mampu memaksimalkan potensi jiwa dan mengusahakan diri agar menjadi pribadi yang sehat jiwa. Berbagai bentuk kepribadian yang sehat telah dijelaskan melalui sudut pandang psikologi modern. Misalnya tokoh yang terkenal dengan teori hierarki kebutuhan manusia, Abraham Maslow. Maslow menganggap gambaran dari kepribadian yang sehat adalah mereka yang berhasil mengaktualisasi diri dengan mengembangkan berbagai potensinya, sehingga dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Kondisi jiwa yang sehat identik dengan output kepribadian yang sehat pula (Djumhana et al., 2003). Karakter kepribadian yang sehat dalam agama Islam dapat dijelaskan melalui konsep Ulul Albab, yang berarti 'orang orang berakal'. Konsep Ulul albab dapat dig...
Oleh: Noviopatra (2016) Cinta, adalah sebuah kata yang dapat menyatukan semua umat manusia. Karena hadirnya cinta, manusia dapat berkembang hingga sebagaimana dunia saat ini. Cinta dapat menyatukan pihak bertengkar. Cinta membuat kita merasa bahagia seiring dengan hormon dopamin yang membanjiri otak. Cinta, merupakan salah satu bukti dari kebesaran Allah SWT. Allah menjadikan segala sesuatu memiliki pasangan. Hal ini adalah nikmat yang harus disyukuri oleh manusia. Seperti yang tertera pada surat Adz-Dzariat (51) ayat 49. وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS 51:49). Hubungan cinta dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti cinta ibu kepada anaknya, atau bahkan cinta Allah SWT kepada hamba-Nya. Cinta Allah SWT diwujudkan juga dalam cinta dan kasih sayang sesama manusia. Hal ini salah satunya disebutkan dalam surah Al-Mumtahanah ayat 7. عَسَ...
Comments