Lembar Dakwah: In sya’ Allah

Lembar Dakwah 12 seri online
Judul: In sya’ Allah
Penulis: Okky Arif  

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Pernahkah anda mengatakan kata In sya’ Allah? Ya, biasanya ketika menjanjikan sesuatu atau meyakinkan seseorang, kata In sya’ Allah diucapkan dari lidah kita. Kemudian bagaimana respon orang yang kita berikan janji? Respon mereka ada yang percaya dan mungkin ada yang tidak percaya kepada kita. Sempatkan penulis untuk sedikit menceritakan pengalaman pribadi di pembuka lembar dakwah kali ini. Suatu waktu penulis pernah mengatakan In sya’ Allah untuk meyakinkan seseorang tentang suatu hal. Akan tetapi, orang tersebut tidak mempercayai dan bertanya, “In sya’ Allahnya dari orang Arab atau Indonesia? Kalau dari Indonesia, saya nggak percaya. Jangan main-main dengan kata In sya’ Allah.” Sedikit terkejut mendengar respon seperti itu terhadap kata In sya’ Allah. Ternyata budaya negara tertentu bisa menjadi nilai kepercayaan yang digunakan untuk menggambarkan kata In sya’ Allah. Pada kesempatan kali ini, penulis akan mencoba menjelaskan arti kata In sya’ Allah, maknanya, dan bagaimana sebaiknya sikap kita dalam menanggapi kata tersebut.

Sebelum membicarakan lebih lanjut, kita perlu mengetahui apa arti dari kata In sya’ Allah. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2013), arti kata In sya’ Allah merupakan ungkapan yang digunakan untuk menyatakan harapan atau janji yang belum tentu dipenuhi (maknanya ‘jika Allah mengizinkan). Arti tersebut sering kita pahami dan kita gunakan maknanya dalam kehidupan kita sehai-hari. Kemudian, jika kita telusuri arti kata In sya’ Allah berdasarkan makna kata satu per satu yakni, kata “ In” memiliki arti   jika atau kalau, sedangkan “ sya’ ” memiliki arti berkehendak atau berkemauan, sehingga kata In sya’ Allah memiliki arti jika Allah menghendaki (chirpstory.com). Penggunaan arti kata berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan arti harafiah memiliki kesamaan.

Jika kita hanya mengetahui arti kata In sya’ Allah saja, tentu belum cukup untuk memahami kata tersebut. Kita perlu memahami pula makna yang terkandung dari kata In sya’ Allah. Menurut Al Quran terjemahan, surat Al- Kahfi ayat 23 yang berbunyi:

Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengarjakan ini besok pagi,

Selanjutnya ayat 24 yang juga berbunyi:

Kecuali ( dengan menyebut): “Insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lpa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini”.

Penggalan ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk tidak menjanjikan suatu hal apabila kita belum yakin dapat mengerjakannya. Kita tahu bahwa Allah adalah Maha Berkehendak, Ia yang mengatur semua hal termasuk masa depan. Ketika kita menjanjikan suatu hal kepada orang lain, terkadang kita menjadi sombong. Kita sangat yakin dapat mengerjakan hal yang kita janjikan di keesokan hari. Kita seakan mengetahui apa yang akan tejadi di masa depan. Nyatanya, seringkali kita lupa bahwa Allah SWT dapat menghendaki apapun dan menentukan masa depan. Kata In sya’ Allah merupakan pengecualian ketika kita berjanji pada seseorang. Ketika kita mengucapkan In sya’ Allah, maka kita mempercayakan janji kita kepada Allah SWT. Kita hanya berusaha sesuai kemampuan dan menyerahkannya kepada Allah dengan mengucap In sya’ Allah karena hanya Allah yang Maha Berkehendak.

Makna kata In sya’ Allah sangatlah penting. Kita dianjurkan untuk menggunakannya dengan bijak. Lalu, apa akibatnya ketika kita mempermainkan kata In sya’ Allah? Seringkali kita salah mengartikan makna kata tersebut, misalnya ketika tidak menepati janji yang telah diutarakan, kita tidak mempersoalkannya dan menganggapnya tidak apa-apa. Hal tersebut tentu tidak diperbolehkan. Kita mendapatkan dosa ketika berpikiran seperti itu. Pertama, kita telah berdosa  membohongi orang lain dengan tidak berusaha menepati janji dengan sebaik-baiknya. Kedua, kita juga berdosa karena telah mempermainkan makna kata In sya’ Allah itu sendiri. Makna kata tersebut yaitu “jika Allah menghendaki”, dengan demikian bukan berarti jika kita malas menepati janji maka tidak apa-apa.        

Selanjutnya bagaimana sikap kita menanggapi seseorang yang mengucapkan kata In sya’ Allah di setiap janjinya? Apakah kita percaya saja ataukah kita seharusnya meragukan perkataan orang itu? Tentunya kita akan merasa bimbang ketika berada dalam situasi seperti itu. Akan tetapi, bagi orang-orang yang bermaksud mempermainkan kata In sya’ Allah, Allah SWT telah memberikan hukuman yang setimpal seperti bunyi dari surat Al-Anam (21):

"Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan." (QS. al-Anam: 21)

Sesuai dengan penggalan ayat di atas, disebutkan bahwa bagi orang-orang yang telah mendustakan ayat Allah, maka mereka tidak akan mendapatkan keberuntungan. Kata In sya’ Allah sangat bermakna seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Allah telah menjamin keadilan bagi kita untuk memberikan kesulitan kepada mereka yang mempermainkan kata In sya’ Allah. Jadi, tidak ada salahnya apabila kita tetap mempercayai kata In sya’ Allah tersebut, karena Allah Maha Adil dengan firmannya di surat Al Anam (21).

Penulis berharap dengan adanya penjelasan mengenai kata In sya’ Allah, maka kita bisa membuat janji dengan lebih baik. Selain itu, agar kita tidak menjadi sombong dalam memberikan janji pada orang lain. Kemudian agar kita selalu ingat bahwa Allah SWT adalah Maha Berkehendak terhadap semua janji kita. 


Referensi
chirpstory.com/li/53611


Comments

Popular posts from this blog

Pengumuman Staff FUSI XV

Konsep Dasar Manusia: FreeWill atau Determinism?

Bagaimana Gambaran Jiwa yang Sehat Dalam Pandangan Islam?